Senin, 12 Desember 2016

Angeun Kacang

Sayur Kacang (photo courtesy cookpad)

Angeun Kacang atau biasa kita kenal sebagai Sayur Kacang Merah adalah salah satu menu "wajib" dalam kuliner Sunda selain Angeun Lodeh. Sayur ini memang simple, hanya terdiri dari kacang merah dan daging sapai/tetelan, rempah yang digunakan pun tidak terlalu tajam. Kalau kita cicipi kuahnya, rasa khasnya adalah sedikit asam dari asam Jawa dan gurih yang berasal dari tetelan.

Yuk, langsung saja siapkan bahan-bahannya;

  • 300gr kacang merah
  • 200gr daging sapi/tetelan
  • 4 siung bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 3 lembar daun salam
  • 2 gumpal asam Jawa
  • 1 butir besar tomat
  • 2 sdm gula merah
  • 1 ruas lengkuas, geprek
  • 1 ikat kecil daun bawang, iris kasar
  • 1 sdt terasi (kalau suka)
  • garam dan penyedap secukupnya

Didihkan air kira-kira 3/4 panci ukuran sedang, potong dadu daging sapi, rebus hingga matang, masukkan kacang  merah dan rebus hingga lunak, tambahkan bawang merah, bawang putih, terasi, garam dan gula merah yang sudah diulek, jangan lupa lengkuasnya. Terkahir masukkan tomat yang sudah dipotong-potong, irisan daun bawang dan penyedap (kalau suka).

Sajikan dengan nasi panas, ikan goreng, kerupuk dan sambal.

Coba juga menu sayur khas Sunda lainnya, Angeun Lompong. 

Kamis, 08 Desember 2016

Nasi Cikur

Nasi Cikur dan lauknya. (photo courtesy kikibandungtransport)

Pernah mendengar Nasi Cikur Warung Inul? Beberapa waktu yang lalu, di Bandung tempat ini pernah menjadi sangat hits. Anda yang bosan dengan menu nasi yang itu-itu saja, barangkali bagai menemukan mutiara diantara tumpukan jerami, hehe. Sajian Nasi Cikur Inul sebetulnya tidak beda dengan menu masakan Sunda pada umumnya. Kita bisa jumpai Pais Hayam, Pais Peda, Oseng Kangkung, Selada Air dan lain-lain. Lokasi Warung Inul juga sangat mendukung kenyamanan dan kenikmatan kita bersantap, ada di dataran tinggi Dago tepat di kawasan Dago Resort, Anda bisa makan sekaligus refresh menghilangkan kepenatan. 

Nasi Cikur memang terlihat sederhana, tapi bila sudah dicicipi pasti ketagihan, karena aroma nasi dan bawang gorengnya begitu menggoda. Cikur atau kencur memang bukan barang baru dalam dunia rempah, tetapi saat dikombinasikan dengan sempurna bersama nasi, kita bagai menemukan sebuah candu baru. Menurut informasi yang saya dapat, Nasi Cikur pertama kali diperkenalkan oleh masyarakat Tasikmalaya selain Tutug Oncom.

Bahan pembuatan Nasi Cikur ini sangat sederhana, yuk siapkan bahan-bahan berikut;
  • 2 piring nasi putih, dinginkan sejenak
  • 3 siung bawang merah
  • 1 siung bawang putih
  • 1 ruas jari kencur (cikur)
  • 1/2 batang terasi matang (kalau suka)
  • Beberapa buah cabai rawit (jumlahnya sesuai selera), iris tipis
  • Garam secukupnya
  • Minyak untuk menumis secukupnya
Haluskan bawang merah, bawang putih, kencur, terasi, hingga halus. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga wangi, kemudian masukkan nasi, aduk. Terakhir, tambahkan garam dan cabai rawit iris, aduk kembali hingga rata, lalu angkat dan sajikan.

Paling pas, Nasi Cikur ini dinikmati bersama sambal tomat pedas, lalapan, oseng Selada Air dan Pais Hayam/Pais Peda. Duhhhh, jadi lapar.

Rabu, 07 Desember 2016

Tutut

Tutut (photo courtesy wikipedia)

Tutut atau disebut juga Keong Sawah, Keong Gondang, Siput Sawah atau Siput Air. Tutut memiliki warna cangkang hijau pekat hingga kehitaman. Masyarakat Sunda biasanya mengolah Tutut menjadi Sayur Tutut Bumbu Kuning atau digoreng kering. 
Dalam ilmu biologi hewan ini masuk ke dalam kelompok Operculata yang hidup di perairan dangkal yang berdasar lumpur serta ditumbuhi rerumputan air dengan aliran air yang lamban, misalnya sawah, rawa-rawa, pinggir danau dan pinggir sungai kecil. Binatang ini lebih menyukai perairan yang airnya jernih dan bersih. Ada dua jenis dari marga Bellamya yang hidup di sawah, yaitu Tutut Jawa (Bellamya Javanica) dengan sebaran di Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia (kecuali Papua) dan Filipina, dan Tutut Sumatera (Bellamya Sumatrensis) yang sebarannya mencakup Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia (Sumatera & Jawa).
Tutut memiliki tinggi cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15–25 mm, bentuknya seperti kerucut membulat dengan warna hijau kehitaman atau kuning kehijauan. Puncak cangkang agak runcing, tepi cangkang menyiku tumpul pada yang muda, jumlah seluk 6-7, agak cembung, dengan seluk akhir besar. Mulut membundar, tepinya bersambung, tidak melebar, umumnya hitam. Operculum agak bundar telur, tipis, agak cekung, coklat kehitaman. Sebagaimana anggota Ampullariidae lainnya, ia memiliki operculum, semacam penutup/pelindung tubuhnya yang lunak ketika menyembunyikan diri di dalam cangkangnya.
Menurut Positive Deviance Resource Centre, Tutut mengandung kandungan protein 12% , kalsium 217 mg, rendah kolesterol, 81 gram air dalam 100 gram Tutut, dan sisanya mengandung energi, kalsium, karbohidrat, serta fosfor. Kandungan vitamin pada Tutut cukup tinggi, dengan dominasi vitamin A, E, niacin dan folat. Tutut juga mengandung zat gizi makronutrien berupa protein dalam kadar yang cukup tinggi pada tubuhnya. Berat daging satu ekor Tutut dewasa dapat mencapai 4-5 gram. Selain makronutrien, tubuh Tutut juga mengandung mikronutrien berupa mineral, terutama kalsium yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan pengelolaan yang tepat, tutut dapat dijadikan sumber protein hewani yang bermutu dengan harga yang jauh lebih murah daripada daging sapi, kambing atau ayam. Meskipun demikian, kewaspadaan perlu diberikan karena Tutut adalah inang dari beberapa penyakit parasit. Selain itu, hewan yang diambil dari dekat persawahan dapat menyimpan sisa pestisida di dalam tubuhnya.

Anda yang penasaran dengan olahan Tutut bisa datang ke Tutut Mang Oded di Jl. Rereng Adumanis No. 49, Sukaluyu Bandung atau Nasi Bancakan Jl. Trunojoyo No. 62 Bandung.

Selasa, 06 Desember 2016

Kueh Bandros

Bandros (photo courtesy pariwisatabandung)

Bandros yang satu ini bukan Bandung Tour on The Bus, tetapi Bandros berupa jajanan tradisional yang tetap bertahan hingga kini. Bandros terbuat dari tepung beras dan santan, sangat populer di kalangan warga Bandung dan Jawa Barat pada umumnya. Kue lembut bercita rasa asin gurih ini biasanya menjadi pilihan untuk teman minum teh atau kopi di pagi atau sore hari. 

Bentuk Bandros sekilas mirip kue Pukis, karena memang kue ini dibuat dengan menggunakan cetakan yang sama. Kalau diperhatikan, kue Bandros ini sebenarnya ada dan tersebar juga di daerah lain, tapi memiliki nama yang berbeda-beda. Di Jakarta, kue ini disebut kue Pancong, sedangkan di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta dikenal dengan sebutan kue Rangi, tetapi di Bojonegoro biasa disebut kue Tratak Jaran, dan di Bali disebut Haluman atau Daluman.

Bahan kue Bandros begitu sederhana, mari kita langsung praktekkan saja. Siapkan tepung beras dan buah kelapa yang tidak terlalu tua, kupas kulitnya lalu diparut panjang, peras sedikit agar lebih kering, siapkan juga garam dan santan. Bagi tepung beras menjadi dua, satu bagian dicampur dengan garam dan santan, juga kelapa yang sudah diparut. Masak dengan api sedang, aduk hingga mengental. Angkat dan campurkan dengan tepung beras yang tersisa, maka jadilah adonan Bandros setengah jadi. Siapkan cetakan, jangan lupa diolesi dulu dengan minyak goreng atau margarin. Masukkan adonan ke dalam cetakan, perlu waktu 3 hingga 5 menit hingga Bandros matang. Jika kulit terluar Bandros sudah berubah kecoklatan, angkat.

Bandros tradisional bisa kita jumpai biasanya di sekolah-sekolah, pasar atau tempat keramaian lainnya. Beberapa penjual Bandros kekinian mulai memodifikasi Bandros yang mereka jual dengan menambahkan aneka topping seperti meses, keju, susu dan sebagainya untuk menarik minat pelanggan. Anda yang tidak punya banyak waktu membuat Bandros sendiri bisa langsung saja datang ke Jl. Cisangkuy No. 66 tepat di depan Cafe Yogurt Cisangkuy, pilih Bandros tradisional atau modifikasi, duduk dan minum yogurt sambil menikmati udara sejuk kota Bandung di bawah rindangnya pepohonan. 

Senin, 05 Desember 2016

Pencok Kacang Panjang

Pencok Kacang Panjang (photo courtesy rumahsambel)
Melihat fotonya saja, begitu menggiurkan, orang Sunda bilang, ngaruy. Memang, Pencok Kacang Panjang ini terlihat enak, pedas dan fresh banget karena masakan ini disajikan mentah, sama seperti Karedok.

Menu ini agak sulit ditemukan di rumah makan atau restoran Sunda. Jadi tidak ada salahnya kita coba untuk membuatnya sendiri. Siapa tahu dengan seringnya Anda praktek membuat Pencok Kacang Panjang, satu saat bisa membuka rumah makan Sunda sendiri, dan Pencok menjadi menu andalannya. Yuk siapkan bahan-bahannya;
  • 1 ikat kecil kacang panjang , potong 2 cm
  • 6 bh cabe rawit/sesuai selera
  • 3 siung bawang merah
  • 2 ruas jari kencur
  • 1 ruas jari terasi, bakar
  • 1/2 sdt garam
  • 1/2 sdt gula merah
Haluskan cabe rawit, bawang merah, kencur, dan terasi. Tambahkan garam dan gula. Lalu masukkan kacang panjang ke dalam ulekan sambel tadi sambil diulek kasar. 
Sajikan dengan nasi hangat.

Asé Cabé

Asé Cabé (photo courtesy avlenrein)
Entah kenapa, masakan yang satu ini seolah menjadi menu wajib saat masyarakat Sunda menggelar hajatan, keriaan atau syukuran. Ya, hampir selalu kita temukan Ase Cabe dalam event masyarakat Sunda khususnya di daerah pedesaan. Rasa khas beraroma cabai yang pedas, memang pas sekali disantap bersama nasi hangat sambil bercengkrama bersama kerabat.

Terdapat beberapa pilihan menu Ase Cabe ini, ada yang berisikan cabe saja, ada pula yang dikombinasikan dengan soun, seperti resep yang akan kita praktekkan berikut ini;

250 gram cabai hijau
250 gram cabai merah
200 gram soun, rendam air hangat, tiriskan
300 ml air
3 sdm minyak goreng
8 butir bawang merah
4 siung bawang putih
1 sdt merica
4 sdm kecap manis
2 sdt garam
1 sdm gula pasir/sesuai selera

Uleg/haluskan bawang merah, bawang putih, dan merica. Siapkan wajan, masukkan minyak goreng. Tumis bumbu halus hingga harum. Tambahkan air, biarkan mendidih.
Kemudian masukkan cabai, tambahkan kecap, garam, dan gula. Masak hingga air tersisa setengahnya. Terakhir masukkan soun, aduk hingga merata. Masak hingga semua bahan matang dan air habis. Angkat dan sajikan.

Angeun Lompong

Batang & Umbi Talas (photo courtesy cuteabis.com)

Mereka yang lahir di tahun 90-an dan seterusnya sebagian besar pasti asing dengan olahan sayur yang satu ini. 

Sayur Lompong atau Angeun Lompong dalam bahasa Sunda adalah masakan yang berasal dari batang talas. Kalau selama ini kita terbiasa mengkonsumsi umbi talas, nah ternyata batang tumbuhan ini pun bisa diolah jadi masakan lezat.

Kita pun yang seangkatan, pasti kangen yah sama Angeun Lompong, kalau begitu untuk mengobati kerinduan pada sayur ini, yuk kita kembali bernostalgia ke masa lalu dengan memasak, siapkan bahan-bahannya:
  • 1 batang talas, ambil dengan setengah batangnya, bersihkan serat luarnya,  potong-potong, kukus hingga matang
  • 1 gelas santan
  • garam, gula merah secukupnya
  • minyak untuk menumis
  • 1 batang serai, geprek
  • 2 lembar daun salam
  • 1/2 ruas lengkuas, geprek
  • 1 buah cabai merah, iris kasar
Haluskan;
  • 3 siung bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 1 ruas kencur
  • 1 ruas terasi matang
  • 2 butir kemiri sangrai
Siapkan wajan, panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga wangi, lalu masukkan santan. Tambahkan serai, daun salam dan lengkuas. Masukkan potongan talas yang sudah dikukus tadi. Oya, bisa juga ditambahkan potongan tempe kalau suka. Jangan lupa tambahkan garam dan gula merah. 
Masak hingga matang, angkat dan sajikan.


Sayur Lompong (photo courtesy diahdidi)

Minggu, 04 Desember 2016

Tutug Oncom

Oncom Mentah (photo courtesy agsfood.net)
Tutug Oncom akhir-akhir ini kembali naik pamornya, sebagai pilihan ragam kuliner khas Sunda. Tutug Oncom adalah nasi putih yang penyajiannya dicampurkan dengan oncom yang sudah dihaluskan, ditambah bumbu beraroma kencur kuat. Sajian ini konon berasal dari Tasikmalaya, tapi kini tidak sulit menemukan Nasi Tutug Oncom karena sudah tersebar hampir ke seluruh daerah di Jawa Barat.

Oncom sendiri adalah bahan makanan yang mudah sekali ditemukan dalam sajian kuliner Jawa Barat. Oncom merupakan produk fermentasi yang mirip dengan pengolahan tempe. Perbedaannya, tempe berbahan dasar kacang kedelai, sedangkan oncom dari kacang tanah. Oncom memiliki kandungan gizi yang relatif baik dan dapat menjadi sumber alternatif asupan gizi sehari-hari.

Pengolahan paling populer selain dibuat Tutug Oncom, adalah digoreng kering seperti tempe, seperti sering kita lihat di banyak tempat oleh-oleh. Oncom dapat pula menjadi campuran sambal (disebut sambel oncom). Pengolahan populer lainnya yang menggunakan sambel oncom sebagai pengisi adalah Comro/Combro yang berarti oncom di jero (oncom di dalam), cemilan favorit masyarakat tanah Pasundan. Oya, oncom juga menjadi bahan campuran pada laksa dan makanan berkuah lainnya.


  • 1 piring nasi putih
  • oncom Bandung 100 grm
  • daun jeruk 2 lmbr
  • daun kemangi 2 btg ( cuci bersih )
  • minyak sayur 2 sdm

Haluskan;
  • cabe rawit sesuai selera
  • kencur 2 cm
  • 1 siungbawang putih
  • 2 siungbawang merah
  • kalau suka, tambahkan penyedap

Campur oncom bersama dengan bumbu halus, sambil terus diulek. Siapkan wajan, panaskan minyak, masukkan oncom yang sudah diulek tadi. Tambahkan daun kemangi dan daun jeruk untuk menambah aroma wangi, lalu goreng hingga mengering. Setelah oncom cukup kering, matikan kompor kemudian campurkan nasi kedalam goreng oncom tersebut, aduk rata. Sajikan dengan makanan pelengkap seperti ayam goreng, sambal dan juga lalapannya. Selamat mencoba!

Anda yang penasaran dengan lezatnya Tutug Oncom, tetapi terlalu sibuk untuk membuatnya sendiri, bisa kunjungi beberapa tempat ini; Nasi Tutug Oncom Lengkong di Jl. Lengkong Besar, Rumah Makan Dago Panyawangan atau Rumah Makan Tojoyo.

Nasi Tutug Oncom (photo coustesy rashai)

Sabtu, 03 Desember 2016

Botram Bersama Timbel

photo courtesy kenyangbego

Nasi Timbel atau dalam Bahasa Sunda disebut Timbel, Sangu Timbel atau Sangu Timeul adalah masakan tradisional yang sangat identik dengan kultur Sunda. Nasi Timbel sebenarnya tidak berbeda dengan nasi pada umumnya, yang membedakan adalah proses penyajiannya, nasi timbel dibungkus dengan daun pisang disertai lauk "wajib" seperti ayam goreng, tahu & tempe goreng, potongan kecil ikan asin jambal, dilengkapi sambal terasi & lalapan segar, dan dinikmati dalam keadaan hangat.

Pecinta kuliner Sunda pasti sudah tidak asing dengan menu makan berat yang satu ini, salah satu alasannya karena mereka sangat menyukai aroma nasi yang dibungkus daun pisang, yang tidak jarang membangkitkan nafsu makan belipat-lipat sehingga tidak cukup hanya menyantap satu porsi saja.

Anda yang belum pernah mencoba Nasi Timbel, rasanya tidak akan sulit menemukan menu ini, karena hampir di semua rumah makan atau resto Sunda di Jawa Barat manyediakan Nasi Timbel dalam rincian menunya. Beberapa kedai timbel di Bandung yang bisa anda cicipi kelezatannya antara lain; Nasi Timbel Bawean, Nasi Timbel Kemuning, Nasi Timbel Mangga dan Kedai Timbel Dago. Alamatnya? Ah sekarang mah mudah, tinggal dicari dengan bantuan Google Maps, hehe.

Lalu mungkin Anda bertanya, apa itu Botram? Ya, botram adalah kegiatan makan bersama yang biasanya dilakukan di luar rumah, gelar tikar di udara terbuka, bisa juga dilakukan sambil bertamasya.

Kamis, 01 Desember 2016

Ada Apa Dengan Leunca

photo courtesy kurmanabi.com
Ranti atau dalam bahasa Sunda dikenal dengan sebutan Leunca adalah tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae). Tumbuhan ini berasal dari Asia Barat dan menyebar ke seluruh penjuru dunia karena mampu hidup dalam kondisi ekstrim. Tumbuhan ini telah digunakan sebagai obat-obatan lebih dari 2000 tahun yang lalu, tetapi di Indonesia Leunca banyak dikonsumsi sebagai lalapan atau sayuran.

Buah Leunca yang berbentuk bulat kecil ini, dipercaya memiliki khasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Buah dan daun tanaman ini banyak digunakan sebagai obat pusing di Meksiko. Di negeri China, digunakan untuk mengurangi radang ginjal dan kandung kencing, juga sebagai anti diare. Di India, menurut informasi biasa dipakai untuk menyembuhkan penyakit anjing gila. Selain sebagai ramuan tradisional, beberapa studi ilmiah menunjukkan, Leunca memiliki aktivitas anti ulserogenik yang berhubungan dengan lambung, sistem saraf pusat, dan sebagai agen anti neoplastik serta memiliki peran sitoprotektif melawan kerusakan sel ginjal.

Wah banyak sekali ternyata manfaat buah Leunca ini ya. Baiklah kembali ke dapur, mari kita coba mengolah buah ini jadi masakan lezat bernama Ulukutek Leunca. Sudah pernah coba?

Yuk, siapkan bahan-bahannya;

  • 500 gr leunca
  • 5 siung bawang putih
  • 7 siung bawang merah
  • 5 buah cabe merah
  • 3 ruas jari kencur
  • 1 ruas jari lengkuas, geprek
  • 1 genggam daun kemangi
  • 1 genggam teri medan
  • 1 papan oncom atau tempe
  • Garam & penyedap rasa secukupnya
  • dan inyak goreng untuk menumis
Siangi leunca, daun kemangi, lengkuas dan kencur, cuci bersih lalu tiriskan. Haluskan bumbu, bawang putih, bawang merah, cabe merah, kencur lalu beri garam sedikit. Tumbuk kasar oncom. Panaskan wajan berisi minyak, masukan bumbu lalu tumis hingga harum. Tambahkan oncom yang sudah dihaluskan, lengkuas dan teri medan. Beri air sedikit lalu aduk rata. Tambahkan leunca kemudian aduk kembali sekitar 5 menit. Matikan api, tambahkan daun kemangi kemudian sajikan. 

Selasa, 29 November 2016

Cilok, Kenyal-kenyal Hangat

photo courtesy resepbuntik.com

Pertama kali saya mengenal cilok hampir 30 tahun lalu, ketika jajanan tersebut hanya ada di sekitar sekolah saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar ~duh jadi berasa tua deh~. Tidak ada yang istimewa dengan cilok saat itu, anak-anak biasanya senang kalau mendapati ciloknya berisi daging, seolah mendapat bonus, hehe. 






Cilok berasal dari kata aci dicolok (kanji ditusuk) merupakan sejenis makanan, tepatnya jajanan/cemilan khas masyarakat Jawa Barat yang terbuat dari tepung tapioka. Teksturnya kenyal dengan tambahan bumbu pelengkap saat disantap, seperti sambal kacangkecap, atau saos. Cilok dibentuk bulat persis seperti bakso, hanya saja berbeda bahan dasarnya. 

Modifikasi cilok saat ini begitu beragam, mulai dari pilihan basic cilok kukus ukuran mini tanpa isi hingga cilok berukuran sedang dan besar dengan isian telur, daging cincang atau tetelan, sampai cilok goreng dengan taburan topping rasa keju, barbeque dan lain-lain. 

Kalau mau mencoba jajanan cilok yang recommended, Anda bisa datang ke Jl. Setiabudhi tepat di depan Borma, Jl. Dr. Djundjunan (Terusan Pasteur) depan Griya, atau ke Jl. Buah Batu di depan Griya. 

Selamat berburu cilok :)

The Most Favorite, Pais Peda

photo courtesy saltnpapah

Menu pepes-pepesan memang gak pernah ada matinya, termasuk Pais Peda, begitu disukai & jadi favorit banyak orang Sunda khususnya.
Pepes peda sangat mudah dibuat, hanya perlu siapkan bahan-bahan berikut ini:
  • 4 ekor ikan asin peda ukuran sedang
  • 4 ikat daun kemangi
  • 4 batang daun bawang, iris kasar
  • 4 batang serai, iris kasar
  • 4 siung bawang merah, iris
  • 3 siung bawang putih, iris
  • 4 buah cabe merah keriting, iris kasar
  • 12 buah cabe rawit
  • 12 lembar daun jeruk
  • 8 buah daun salam
  • 2 buah tomat, iris kasar
  • daun pisang secukupnya
Potong daun pisang sesuaikan dengan ukuran ikan peda, beri space lebih untuk menyemat. Taruh daun kemangi sebagai dasar, tambahkan 2 lembar daun salam, lalu taruh ikan peda yang sudah direndam air panas sekitar 15 menit. Kemudian taburi dengan semua bumbu yang sudah diiris, tambahkan 3 buah cabe rawit utuh & daun jeruk, terakhir tambahkan lagi daun kemangi di atasnya. Bungkus & semat menggunakan tusuk gigi. Ulangi hingga ikan peda & bumbu habis. Kukus hingga matang, selama kira-kira 30 menit.
Pepes peda ini akan semakin sempurna, disantap bersama nasi hangat sambel terasi & lalapan segar.

Tahu Gejrot

Menu ringan yang satu ini berasal dari Cirebon, berupa tahu berkuah asam manis pedas. Sangat mudah membuatnya, langsung saja siapkan bahan-bahannya:
  • 15 buah Tahu Sumedang atau Tahu Pong
  • 12 buah cabe rawit merah
  • 4 siung bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 1 sendok teh garam
  • 4 sendok makan kecap manis
  • 100gr gula merah, iris halus
  • 3 mata asam jawa
  • 300ml air
Haluskan cabe rawit, bawang merah & bawang putih, juga garam, lalu sisihkan. Campurkan gula merah, asam jawa dan air, kemudian rebus hingga semua gula larut. Angkat lalu saring. Tambahkan bumbu yang sudah dihaluskan tadi, masukkan kecap. Rebus lagi hingga bumbu matang.
Potong-potong tahu secara diagonal, atau bisa juga dibuat penyet tahu-tahunya hingga bagian tengahnya agak hancur. Taruh tahu di atas piring, lalu siram dengan saus/kuahnya.

De Javu Bersama Urab

Rasanya gak mudah menjumpai menu Urap atau dalam bahasa Sunda disebut Urab sekarang ini. Nah, daripada bingung nyari-nyari, mending kita buat saja. Siapkan bahan-bahannya!
  • 100gr wortel, kupas, potong seperti batang korek api
  • 100gr kacang panjang, potong 3cm
  • 150gr kol, iris kasar
  • 1 ikat bayam, potong-potong
  • 100gr toge
Bumbunya:
  • setengah butir kelapa 1/2 tua, parut
  • 5 siung bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 8 buah cabe merah keriting
  • 3cm kencur
  • setengah sendok teh terasi
  • 3 lembar daun salam
  • 1 sendok teh garam
  • 1 sendok makan gula pasir
Kukus semua sayuran sekitar 15 menit, dahulukan yang lama matang, angkat & sisihkan. Haluskan bawang merah & putih, kencur, cabe dan terasi, kemudian tumis bersama daun salam hingga harum. Masukkan kelapa parut, garam, dan gula pasir, aduk-aduk hingga kelapa mengering. Masukkan sayuran yang sudah dikukus, aduk lagi hingga tercampur rata. Angkat & sajikan.

Pepes Tahu & Dorokdok

Pepes sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Sunda. Yuk, kita praktek lagi satu menu simple pepes, yaitu Pepes Tahu feat Dorokdok (kerupuk kulit). Ah, kebayang lezatnya!
Siapkan bahan-bahan berikut:
  • 300gr tahu putih
  • satu genggam besar kerupuk kulit
  • 1 butir telur ayam
  • 8 buah cabe merah keriting, iris serong
  • 1 batang daun bawang, iris serong
  • 1 buah tomat, potong dadu
  • 20 buah cabe rawit, biarkan utuh
  • 3 batang serai, potong kasar
  • daun salam secukupnya
  • daun pisang secukupnya
siapkan juga bumbu-bumbu:
  • 4 siung bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • setengah sendok teh merica bubuk
  • seperempat sendok teh pala bubuk
  • 2 sendok teh garam
  • kaldu ayam bubuk secukupnya
Lalu, haluskan bawang merah & bawang putih. Campur dengan tahu putih yang sudah dihaluskan, aduk rata. Pindahkan ke dalam mangkuk besar. Masukkan kerupuk kulit, telur dan sejumlah bumbu bubuk, aduk. Tambahkan irisan cabe merah, daun bawang, potongan serai, daun salam dan tomat. Lalu ambil selembar daun pisang, letakkan dua sendok makan adonan tahu, jangan lupa taruh 3 buah cabe rawit. Bungkus & semat menggunakan tusuk gigi. Lakukan hingga adonan habis. Kukus hingga matang, sekitar 30 menit.

Si Bubuk Asin Dari Laut

photo courtesy google.com

Garam dapur mengandung unsur sodium dan chlor (NaCl). Unsur sodium ini penting untuk mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh, selain bertugas dalam transmisi saraf dan kerja otot. Kita boleh tidak makan garam, asal ada sodium dalam menu harian. Banyak menu harian yang menyimpan sodium dan itu sudah bisa mencukupi kebutuhan tubuh.
Namun, karena sodium yang secara alami terkandung dalam bahan makanan tidak berikatan dengan chlor, tak memberi cita rasa asin pada lidah kita..
Satu sendok teh garam dapur berisi sekitar 2.000 mg sodium. Sodium yang terkandung dalam setiap menu modern rata-rata sekitar 500 mg. Pada takaran itu ginjal sudah perlu lembur untuk tetap mempertahankan keseimbangan cairan dan asam-basa agar mesin tubuh tak kacau.
Jenis makanan yang banyak mengandung sodium, antara lain, soda kue, bubuk soda sebagal pengawet, obat pencahar, menu yang dipanggang, keju, makanan kaleng, makanan laut (seafood), serta padi-padian (cereals). Bagi yang pantang garam, juga perlu menjauhi jenis sumber sodium tinggi ini.
Jenis makanan yang rendah sodium, antara lain, buah dan sayur-mayur segar, daging dan unggas segar, jenis cereals dan gandum yang dimasak.
Saat ini di kawasan Uni Eropa ada ketentuan labelisasi produk untuk beberapa jenis makanan yang tinggi sodium, agar konsumen tidak terjebak mengonsumsinya secara berlebihan. Di antaranya, aneka jenis saus, ikan yang sudah diproses, roti, sup, bumbu bergaram (MSG), dan sekarang termasuk juga semua jenis makanan bayi (dulu garam dapur bukan tergolong bahan tambahan dalam makanan atau food additive).
Bukan cuma darah tinggi, orang yang mengidap penyakit jantung dan tungkainya bengkak, perlu membatasi asupan sodium juga. Begitu juga jika mengidap penyakit ginjal, keracunan kehamilan (toxemia gravidarum), dan gangguan hati.
Selain itu, banyak gangguan yang meninggikan kadar sodium dalam darah (hypernatremia), seperti pada penyakit diabetes insipidus (kencing terus), gagal ginjal menahun, kelebihan zat kapur (hypercalcemia) atau kekurangan kalium (hypokalemia), termasuk jika tubuh kehilangan cairan seperti pada banyak berkeringat, diare, dan penyakit kurang minum (gangguan rasa haus). Dan tentu banyak makan garam, tanpa dibarengi kecukupan minum.
Tapi, jika pantang garam terlalu ketat bisa berbahaya juga bagi tubuh. Kekurangan sodium dan chlor secara drastis bisa menjadi beban lain bagi ginjal, dengan gejala pembengkakan. Yang pantang sodium terbagi menjadi dua, yaitu pantang ketat, cukup 500 gram sodium setara dengan 1,5 gram garam dapur, pantang sedang 800 gram sodium (2 gram garam dapur), dan pantang ringan 2.000 gram sodium (5 gram garam dapur).
Jadi, tetap bijaklah dalam menggunakan & mengkonsumsi garam.

Karakter Kuliner Jawa Barat

Masakan Sunda adalah salah satu varian makanan populer di Indonesia. Lalab (lalapan) yang biasanya dimakan dengan sambal dan juga Karedok, menunjukkan kegemaran orang Sunda terhadap sayuran mentah segar. Masakan Sunda menampilkan citarasa ringan / minim penggunaan santan, sederhana, berkisar antara rasa gurih asin, asam segar, manis ringan, dan pedas.
Sambel Tarasi adalah unsur pelengkap yang paling lazim dijumpai dalam hidangan Sunda, sebagai bahan cocolan lalab atau tahu & tempe goreng.
Angeun Haseum (Sayur Asem) dengan kuah berbumbu asam jawa merupakan sayur yang paling populer menyertai hidangan utama.
Bahan makanan lain yang selalu ada dalam list masakan Sunda adalah ikan air tawar, seperti Ikan Mas, Gurame, Ikan Nila/Mujaer, dan Lele. Umumnya diolah dengan cara dibakar atau digoreng. Disajikan dengan sambal dan kecap manis.
Orang Sunda dikenal menggemari ikan asin. Berbagai hidangan ikan laut yang diasinkan seperti ikan asin Sepat , Teri, Cumi-cumi, Jambal dan ikan Peda lazim ditemukan sehari-hari.
Selain itu, pais atau pepes adalah cara memasak dengan dikukus, menggunakan daun pisang sebagai pembungkus banyak dijumpai di Jawa Barat . Metode pepes ini sangat lazim ditemukan dalam seni memasak Sunda. Di antaranya, pais lauk emas, pais tahu, pais hayam, pais peda, dan lain-lain.
Daging ayam biasanya digoreng atau dipanggang, juga biasanya disajikan dengan sambal dan kecap manis. Bakakak hayam adalah ayam bakar khas Sunda. Kadang kala ayam juga dapat dimasak sebagai pepes atau sop. Daging merah seperti daging sapi, kerbau, kambing, dan domba dapat dibumbui dengan campuran bumbu dan gula jawa dan digoreng menjadi empal gepuk yang ditaburi bawang goreng. Daging sapi dan kentang kadang kala dimasak dalam bumbu kecap manis sebagai semur daging. Hati sapi danjengkol juga lazim dimasak semur. Daging kambing dan domba biasanya dijadikan sate, sate khas Sunda adalah sate maranggi dengan bumbu mengandung kecombrang. Gulai kambing dan empal gentong dari Cirebon juga populer sebagai sup daging.
Berbeda dengan masyarakat etnis Jawa yang sangat menggemari tempe, orang Sunda amat menyukai oncom, keduanya adalah hasil fermentasi dengan jenis kapang yang berbeda; tempe dibuat dari kacang kedelai, sedangkan oncom dibuat dari kacang tanah. Seni memasak Sunda mengembangkan cara memasak dengan metode fermentasi, misalnya oncom, tauco (hasil adaptasi masakan Tionghoa Indonesia), atau makanan ringan seperti peuyeum (tape) baik dari beras ketan atau singkong.
Rumah makan tradisional Sunda dan Jawa biasanya menyajikan cara bersantap secara lesehan; yaitu makan sambil duduk di atas tikar. Makanan biasanya disajikan di atas meja rendah, atau kadang di atas tikar. Cara makan ini sama dengan cara bersantap tradisional Jepang di atas tatami. Rumah makan tradisional Sunda di daerah pedesaan ada yang bergaya saung, yaitu beberapa bangunan rumah panggung kecil yang umumnya dibangun di atas kolam ikan. Kolam ikan itu biasanya sekaligus memelihara ikan mas dan gurami yang dapat dipilih langsung oleh pelanggan untuk langsung dimasak. Di rumah makan atau warung nasi Sunda, lazim makan dengan hanya menggunakan tangan. Biasanya disediakan kobokan, semangkuk air bersih yang kadang diberi irisan jeruk nipis. Kobokan ini digunakan untuk membersihkan tangan sebelum dan sesudah makan.
Dalam kebudayaan populer Indonesia, rumah makan Sunda biasanya dapat dicirikan dengan nama "Kuring", sehingga muncul salah kaprah mengenai makanan istilah "masakan kuring". Istilah kuring dalam bahasa Sunda berarti 'saya', 'aku' atau gue secara informal, santai, dan agak kasar. Penamaan ini akibat berbagai rumah makan berusaha meniru nama rumah makan Sunda terkenal Lembur Kuring (Bahasa Sunda: "Kampung Halamanku"). Beberapa contoh rumah makan Sunda antara lain Lembur Kuring, Sari Kuring, Ponyo, Boboko, Mang Engking, Ma' Uneh, Sindang Reret, Dapur Sunda, Bumbu Desa, Laksana, dan Ampera.
  • Timbel, merujuk kepada cara memasak dengan membungkus nasi panas di dalam daun pisang. Panas nasi menjadikan aroma daun pisang luruh dan menambah aroma nasi. Caranya hampir sama dengan membuat lontong; ditekan, dipadatkan, dan digulung dengan daun pisang; biasnya disajikan bersama beberapa pilihan lauk-pauk teman nasi seperti ayam, bebek, atau merpati goreng, empal gepuk, jambal roti, tahu, tempe, sayur asem, lalab dan sambal. Nasi timbel pada perkembangannya mengilhami resep nasi bakar.
  • Sangu Liwet, cara masak nasi dalam tungku dengan nasi dibumbui sereh dan laos serta daun salam. Untuk menambah rasa ada yang menambahkan ikan asin.
  • Nasi Tutug Oncom, nasi yang dinanak dengan campuran oncom, bawang merah, dan kencur, biasanya disajikan dengan krupuk, sambal terasi, dan teri asin.
  • Lalab, sayuran mentah disajikan dengan sambal
  • Sambal terasi, sambal ulek dengan terasi
  • Pencok Kacang Panjang
  • Buntil
  • Karedok, sayuran mentah dengan bumbu kacang
  • Lotek, sayuran rebus dengan bumbu kacang
  • Sayur asem, sayur dengan citarasa asam jawa.
  • Sayur Kacang Merah
  • Oncom, fermentasi kacang tanah mirip dengan tempe. Oncom dapat digoreng, dijadikan pepes, atau ditumis dengan sayuran sepertiUlukutek Leunca (leunca) atau Oncom Peuteuy (dicampur petai).
  • Tumis Tauco, Tahu ditumis dengan tauco.
  • Tumis Kangkung, kangkung tumis.
  • Aneka Pepes, pepes adalah cara memasak dengan membungkus bahan pangan di dalam daun pisang yang kemudian dimasak (dipanaskan), berbagai bahan pangan dapat dijadikan pepes, seperti ikan mas, teri, oncom, leunca, jamur, telur asin, tahu, dan lain-lain. Salah satu yang paling terkenal adalah Pais Lauk Emas (pepes ikan mas).
  • Aneka Ikan Bakar, aneka ikan bakar disajikan dengan cocolan sambal dan kecap. Ikan mas, gurami, ikan nila, dan lele lazim disajikan.
  • Aneka Ikan Goreng, aneka ikan goreng disajikan dengan cocolan sambal dan kecap. Ikan mas, gurami, ikan nila, dan lele lazim disajikan, tetapi Gurame Kipas adalah salah satu yang paling populer.
  • Aneka Ikan Asin, ikan asin seperti peda, jambal, pari, ikan asin bulu ayam, teri, dan cumi asin; juga ikan gabus.
  • Bakakak hayam, ayam panggang ala Sunda
  • Gepuk, empal daging sapi goreng bercitarasa manis
  • Soto Bandung, soto daging sapi dan lobak
  • Soto mie, soto dengan mi, bihun, lumpia, kikil atau urat sapi
  • Mie Kocok, mi dengan kikil dan urat sapi
  • Sate Maranggi, sate kambing atau domba khas Sunda dengan bumbu kecombrang
  • Gulai Kambing, gulai daging kambing
  • Empal Gentong, daging dan jeroan kambing dari Cirebon
  • Laksa Bogor, sejenis variasi laksa dari Bogor
  • Doclang, ketupat, tahu dan telur rebus dengan siraman bumbu kacang dari Bogor
  • Kupat Tahu, ketupat, tahu, bihun, taoge, dengan bumbu kacang
  • Asinan, sayuran atau uah-buahan yang diawetkan dengan cara diasinkan atau diacar
  • Baso Tahu, mirip dimsum, tahu dan daging ikan kukus, sama dengan Siomay Bandung.
  • BatagorBaso Tahu Goreng.
  • Surabi
  • Tahu Sumedang
  • Tahu Gejrot
  • Bala-bala
  • Cireng, Aci goreng (Bahasa Sunda: "gorengan tepung sagu")
  • Cilok, Aci dicolok (Bahasa Sunda: "tepung sagu dicolok")
  • Cimol, bola sagu
  • Colenak, Dicocol enak (Bahasa Sunda: "dicelup enak")
  • Leupeut, nasi yang dibungkus daun pisang, dengan dan tanpa isian
  • Peuyeum sampeu
  • Peuyeum ketan
  • Comro, Oncom dijero (Bahasa Sunda: "oncom di dalam")
  • Misro, Amis dijero (Bahasa Sunda: "manis di dalam")
  • Odading
  • Dodol Garut, dodol dari Garut.
  • Wajit Cililin, wajit dari Cililin, Bandung Barat.
  • Kolontong
  • Opak
  • Ranginang
  • Kalua
  • Ladu
  • Bajigur
  • Bandrek
  • Cendol
  • Es Doger
  • Es Goyobod
  • Es Duren

Indonesia, Surga Rempah Dunia

Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau memiliki rasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil pada makanan, berfungsi sebagai pengawet atau perisa dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang digunakan untuk tujuan yang mirip, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan buah kering.
Rempah-rempah merupakan barang dagangan paling berharga pada zaman prakolonial. Banyak rempah dulunya digunakan dalam pengobatan. Rempah-rempah menjadi salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama bisa mencapai India dan Maluku. Rempah-rempah ini pula yang menyebabkan Belanda kemudian datang ke Maluku, sementara itu, bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magellan telah lebih dahulu mencari jalan ke Timur melalui jalur lain, melewati samudera Pasifik dan akhirnya mendarat di pulau Luzon Filipina.
Indonesia adalah salah satu negara penghasil rempah terbesar di dunia. Beberapa rempah utama Indonesia dihasilkan daerah-daerah tertentu, diantaranya:
  • Lada atau Merica, provinsi Lampung adalah daerahpenghasil lada hitam terbesar. Sedangkan lada putih banyak dihasilkan oleh Provinsi Bangka. Daerah lain penghasil lada adalah DI Aceh, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Yogyakarta.
  • Cengkeh, provinsi Maluku adalah penghasil cengkih terbesar. Daerah penghasil lainnya adalah Sulawesi Utara, Aceh, Sumatera Barat, Lampung, dan Jawa Tengah
  • Pala adalah komoditas nomor dua di zaman VOC. Daerah penghasil pala, antara lain Bengkulu, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.
  • Jahe, kehangatan dari jahe sangat terkenal di Benua Eropa. Jahe dapat tumbuh subur di semua wilayah.
  • Kayu manis, kayu manis banyak terdapat di daerah Jambi, Sumatera Barat, dan DI Yogyakarta.
  • Bawang merah,  di Indonesia  saat ini penghasil terbesar bawang merah  ada  di daerah Kabupaten Brebes yang terletak Propinsi  Jawa  Tengah. Daerah lainya adalah  Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
  • Kemiri, daerah penghasil kemiri antara lain Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat,
  • Kapulaga dihasilkan terutama dihasilkan secara komersial dari Jawa Barat dan Sumatera bagian selatan.