Rabu, 07 Desember 2016

Tutut

Tutut (photo courtesy wikipedia)

Tutut atau disebut juga Keong Sawah, Keong Gondang, Siput Sawah atau Siput Air. Tutut memiliki warna cangkang hijau pekat hingga kehitaman. Masyarakat Sunda biasanya mengolah Tutut menjadi Sayur Tutut Bumbu Kuning atau digoreng kering. 
Dalam ilmu biologi hewan ini masuk ke dalam kelompok Operculata yang hidup di perairan dangkal yang berdasar lumpur serta ditumbuhi rerumputan air dengan aliran air yang lamban, misalnya sawah, rawa-rawa, pinggir danau dan pinggir sungai kecil. Binatang ini lebih menyukai perairan yang airnya jernih dan bersih. Ada dua jenis dari marga Bellamya yang hidup di sawah, yaitu Tutut Jawa (Bellamya Javanica) dengan sebaran di Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia (kecuali Papua) dan Filipina, dan Tutut Sumatera (Bellamya Sumatrensis) yang sebarannya mencakup Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia (Sumatera & Jawa).
Tutut memiliki tinggi cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15–25 mm, bentuknya seperti kerucut membulat dengan warna hijau kehitaman atau kuning kehijauan. Puncak cangkang agak runcing, tepi cangkang menyiku tumpul pada yang muda, jumlah seluk 6-7, agak cembung, dengan seluk akhir besar. Mulut membundar, tepinya bersambung, tidak melebar, umumnya hitam. Operculum agak bundar telur, tipis, agak cekung, coklat kehitaman. Sebagaimana anggota Ampullariidae lainnya, ia memiliki operculum, semacam penutup/pelindung tubuhnya yang lunak ketika menyembunyikan diri di dalam cangkangnya.
Menurut Positive Deviance Resource Centre, Tutut mengandung kandungan protein 12% , kalsium 217 mg, rendah kolesterol, 81 gram air dalam 100 gram Tutut, dan sisanya mengandung energi, kalsium, karbohidrat, serta fosfor. Kandungan vitamin pada Tutut cukup tinggi, dengan dominasi vitamin A, E, niacin dan folat. Tutut juga mengandung zat gizi makronutrien berupa protein dalam kadar yang cukup tinggi pada tubuhnya. Berat daging satu ekor Tutut dewasa dapat mencapai 4-5 gram. Selain makronutrien, tubuh Tutut juga mengandung mikronutrien berupa mineral, terutama kalsium yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan pengelolaan yang tepat, tutut dapat dijadikan sumber protein hewani yang bermutu dengan harga yang jauh lebih murah daripada daging sapi, kambing atau ayam. Meskipun demikian, kewaspadaan perlu diberikan karena Tutut adalah inang dari beberapa penyakit parasit. Selain itu, hewan yang diambil dari dekat persawahan dapat menyimpan sisa pestisida di dalam tubuhnya.

Anda yang penasaran dengan olahan Tutut bisa datang ke Tutut Mang Oded di Jl. Rereng Adumanis No. 49, Sukaluyu Bandung atau Nasi Bancakan Jl. Trunojoyo No. 62 Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar